Jika Rambutnya Dipotong, Dia Kesurupan
Minggu, 02 Mei 2010 – 04:38 WIB
“Mama mau melahirkan,” teriak Ade, 23, tepat pukul 02.00 WIB pada tanggal 26 Februari 2000 silam. Sontak, seluruh penghuni rumah bercat hijau di tepi pantai Sungai Pisang Bungus teluk Kabung itu terbangun. Di antara remang cahaya lampu togok, seorang wanita paruh baya tertatih memegangi perutnya yang buncit. Ketuban sudah pecah, cepat bawa mama ke bidan Nur,” kata wanita yang tak lain adalah ibundanya Nurleli sambil memegangi tangan Ade.
Lisman pun langsung bergegas menuju perahu bot, yang diikat pada batang kelapa di depan rumah mereka, dan suara mesin perahu langsung terdengar nyaring. Sementara, dari dalam rumah kayu itu, dengan langkah tergopoh, Ade membantu Nurleli menaiki kapal. ”Waktu itu, saya bersama ayah, mama, dan nenek,” kenang Ade, yang merupakan kakak ketiga Ari.