Joe Biden Vs Donald Trump, Siapa Lebih Menguntungkan Bagi Indonesia?
Liberalisasi perdagangan tidak selalu buruk karena Indonesia juga memerlukannya saat misalnya turut bermain dalam memasok tenaga-tenaga ahli di luar negeri atau memasuki pasar-pasar yang gemuk tapi diproteksi secara berlebihan.
Terakhir, Indonesia juga bisa menarik aspek positif dari bagaimana berubahnya wajah kebijakan luar negeri AS nanti.
Selama delapan dekade terakhir ini AS selalu memimpin upaya diplomasi global dalam membangun aliansi dan lembaga-lembaga supranasional guna mempromosikan perdamaian dan kemakmuran.
AS juga yang menjadi arsitek dan pemimpin organisasi-organisasi dunia yang saat ini penting bagi tatanan global, entah Perserikatan Bangsa Bangsa, Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, Organisasi Perdagangan Dunia, atau Organisasi Kesehatan Dunia, atau banyak lagi yang sejenisnya.
Posisi unik AS ini telah ditinggalkan Trump karena presiden ini menganggap institusi-institusi global tersebut telah memaksa AS menyerahkan kedaulatannya. Konsekuensinya Trump memangkas bantuan AS untuk dunia dan lembaga-lembaga dunia.
Sebaliknya Biden menyadari AS tengah menghadapi tantangan baru yang tak bisa ditangani sendirian. Untuk itu, hubungan dengan mitra dan kerjasama dengan lembaga-lembaga internasional adalah keniscayaan.
Pandangan Trump sedikit banyak memang sejalan dengan orientasi Indonesia yang memprioritaskan kepentingan domestiknya dan lebih independen dari kemungkinan campur tangan lebih jauh pihak eksternal.
Namun sejak awal berdiri republik ini, Indonesia tak pernah melepaskan diri dari kerangka kerjasama luar negeri, apalagi ASEAN menuntut Indonesia menjadi pemimpin kawasan terlebih pada momen berat seperti sekarang di mana harus berhadapan dengan agresifnya Tiongkok sekalipun Tiongkok adalah sumber likuiditas penting bagi ekonomi ASEAN dan Indonesia.