Jokowi, Memang Sakti atau Bebek Lumpuh?
Jokowi lalu memberikan sejumlah kriteria dalam memilih capres di 2024. Pertama, kata dia, pilih pemimpin yang mengerti tentang apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh rakyat. Jangan pilih yang senang duduk manis di ruangan ber-AC atau yang senang duduk di balik meja saja.
Selain itu, pilih pemimpin yang senang blusukan langsung ke lapangan. Tak kalah penting, pilih pemimpin yang memikirkan rakyatnya.
Kata dia, cara mengetahui seorang pemimpin memikirkan rakyatnya itu bisa dilihat dari kerutan di wajahnya.
Seusai Jokowi memberikan arahan itu, sejumlah kelompok relawan lalu naik ke atas panggung untuk membacakan deklarasi. Inti deklarasi itu ialah menyatakan akan setia dan manut atau patuh pada keputusan Jokowi di tahun 2024.
Apa yang dilakukan Jokowi di GBK adalah konsolidasi sukarelawan. Tujuannya ialah agar relawan tetap manut dengan keputusannya dan tidak pecah saat memilih capres nanti.
Salah satu kekuatan Jokowi hingga bisa menang dua periode tak lepas dari kesolidan para sukarelawannya. Jokowi mulai memosisikan dirinya sebagai kingmaker dengan harapan berbagai programnya bisa dilanjutkan oleh pemimpin selanjutnya.
Hingga periode kedua pemerintahan Jokowi, kepuasan publik terhadap kinerjanya masih tinggi. Lebih dari itu, kapasitas kader PDI Perjuangan itu dalam merangkul lawan-lawan politik membuatnya acap kali dianggap sakti hingga dinilai menjadi penentu arah pertempuran politik di pemilu mendatang.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) besutan Djayadi Hanan memunculkan angka 76,8 persen dalam survei kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi. ???Namun, kesaktian Jokowi kini diuji.