Jokowi Pengin Postur APBN 2021 Tahan Dampak Pandemi Global
Oleh karena itu, Jokowi menekankan beberapa hal untuk dapat merancang postur APBN 2021 mendatang agar dapat menghadapi tantangan dan ketidakpastian ekonomi global sekaligus memulihkan perekonomian nasional di tengah pandemi.
Pertama ialah dengan melakukan kalkulasi cermat terhadap angka-angka indikator ekonomi makro.
"Harus betul-betul dikalkulasi dengan cermat, hati-hati, optimistis, tetapi juga harus realistis dengan mempertimbangkan kondisi dan proyeksi terkini," ujarnya.
Prioritas penggunaan anggaran dan pelebaran defisit APBN tahun 2021 mendatang juga harus berfokus pada upaya pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi dan transformasi di berbagai sektor.
Seperti reformasi di bidang kesehatan, pangan, energi, pendidikan, dan percepatan transformasi digital.
Selanjutnya, Jokowi mengatakan, sumbangan APBN pada produk domestik bruto Indonesia hanya berkisar 14,5 persen.
Dengan demikian, di tengah situasi pandemi saat ini, pemerintah perlu mendorong belanja pemerintah untuk menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat yang diharapkan berimplikasi pada turut pulihnya sektor swasta dan UMKM.
"Dalam situasi krisis seperti ini belanja pemerintah menjadi instrumen utama untuk daya ungkit, tapi juga agar sektor swasta dan UMKM bisa pulih kembali. Mesin penggerak ekonomi ini harus diungkit dari APBN kita yang terarah dan tepat sasaran," ucapnya.