Jumlah Guru Bahasa Jawa Ternyata Minim
Yakni, mengajarkannya secara tunggal sama dengan pelajaran lain.
Alasannya, agar pembelajaran tetap efisien dan siswa bisa memahaminya.
Untuk mengisi kekurangan tersebut, yang mengajar dua guru tidak tetap (GTT) dari jurusan bahasa Jerman dan bahasa Jepang.
Ketua Dewan Pendidikan Surabaya (DPS) Martadi menyampaikan, kurangnya jumlah guru bahasa Jawa bisa dilihat dari minimnya lulusan prodi tersebut di perguruan tinggi.
''Di Jatim hanya ada dua jurusan yang memiliki bahasa Jawa dan tiap tahun menghasilkan tak lebih dari 50 lulusan,'' ungkapnya.
Kondisi itu secara langsung memengaruhi kurangnya jumlah guru di sekolah.
Contohnya, yang terjadi di Surabaya. Dengan perhitungan minimal saja, satu sekolah satu guru bahasa Jawa, kebutuhan tersebut tidak bisa dipenuhi dalam waktu singkat.
Sebab, jumlah sekolah di Surabaya mencapai 1.600 lembaga.