KABAR GEMBIRA! Pertama dalam Sejarah, Indonesia Ekspor Kapal Perang
Pembangunan galangan kapal terbesar di Asia ini dirintis oleh Gubernur Jendral Van Der Capellen (1778-1848) untuk menunjang Armada Laut Kerajaan Belanda di wilayah Asia.
Van Der Capellen menetapkan Ujung, Surabaya sebagai daerah yang memenuhi syarat setelah melakukan penelitian dan observasi mendalam.
Mulanya, jumlah pekerja di ME sebanyak 6.000 orang. Lebih dari separuhnya pribumi.
"Orang Indonesia yang bekerja di sana 5000-an. Orang Belanda tak banyak, cuma kepala-kepalanya saja,” kenang Affandi, pekerja ME generasi awal, sebagaimana dilansir dari dokumen arsip sejarah PAL, Dinas Penerangan Angkatan Laut Republik Indonesia.
Memasuki 1942, beredar sasus bahwa serdadu Jepang akan datang menyerbu.
"Psykowar propaganda Jepang berhasil. Belanda menutup ME sebelum diserbu Jepang," tulis buku Jejak Intel Jepang.
Kaigunse 21-24 Butai
Pada masa pendudukan Jepang, peranan ME tidak berubah. Tapi namanya diganti jadi Nagamatsu Butai.