Kabar Terbaru dari Kazakhstan: Kediaman Presiden Dibakar, Rusia Jilat Ludah Sendiri
Pengerahan pasukan Rusia menjadi pertaruhan Kremlin bahwa kekuatan militer yang cepat dapat mengamankan kepentingan Rusia di negara Asia Tengah yang memproduksi minyak dan uranium itu, dengan segera menghentikan kekerasan terburuk dalam 30 tahun kemerdekaan Kazakhstan itu.
Produksi minyak di ladang utama Kazakhstan Tengiz berkurang pada Kamis, kata operatornya Chevron, karena beberapa kontraktor mengganggu jalur kereta api untuk mendukung protes. Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada Kamis dan uranium juga melonjak sejak bentrokan meletus.
Internet dimatikan di seluruh negeri dan mengganggu transaksi bitcoin di salah satu pertambangan kripto terbesar di dunia itu. Terputusnya internet membuat sulit publik untuk menakar besarnya kerusuhan.
Namun kekerasan sebesar itu belum pernah terjadi sebelumnya di negara yang diperintah dengan tegas sejak zaman Soviet oleh pemimpin Nursultan Nazarbayev, yang mengundurkan diri sebagai presiden tiga tahun lalu.
Penerus Nazarbayev yang diangkat, Presiden Kassym-Jomart Tokayev, mengatakan dia memanggil aliansi militer yang dipimpin Moskow dari negara-negara bekas Soviet.
Dia menyalahkan terjadinya kerusuhan itu pada teroris terlatih asing yang katanya telah menyita sejumlah bangunan dan senjata.
"Ini adalah serangan pada warga kami yang meminta saya untuk membantu mereka segera," katanya.
Moskow mengatakan akan berkonsultasi dengan Kazakhstan dan sekutunya tentang langkah-langkah mendukung "operasi kontra-teroris" di Kazakhstan dan mengulangi pernyataan Tokayev bahwa pemberontakan itu diilhami asing.