Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kabul

Rabu, 18 Agustus 2021 – 12:36 WIB
Kabul - JPNN.COM
Warga Afghanistan naik ke atas pesawat saat mereka menunggu di bandara Kabul, Senin (16/8). Foto: Wakil Kohsar/AFP

Momen ketika diplomat dan staf kedubes dievakuasi dari Teheran menjadi momen paling memalukan yang menjadi tonggak kekalahan Amerika.

Sejak itu dendam politik antara kedua negara tidak pernah selesai. Dua negara itu sampai sekarang menasbihkan diri sebagai musuh bebuyutan, tidak pernah ada kompromi.

Dalam kondisi macam apa pun Iran tidak pernah menyerah. Amerika mengisolasi dan memboikot Iran puluhan tahun, Iran bergeming dan tetap melawan.

Kekalahan yang mempermalukan Amerika terjadi lagi pada 1993. Kali ini di Somalia, negara kecil, miskin, dan terbelakang di Afrika. Rezim Muhammad Farah Aidid yang menguasai Somalia gagal mengelola ekonomi sehingga menyebabkan bencana kelaparan yang meluas.

Badan internasional Perserikatan Bangsa Bangsa, PBB, melakukan misi kemanusiaan dengan mengirim bantuan makanan. Pada saat bersamaan, Amerika melakukan operasi militer kemanusiaan dengan mengirim 150 pasukan elite dengan dua pesawat canggih Black Hawk.

Operasi ini direncanakan hanya akan berlangsung selama 30 menit. Namun, ternyata intelijen Amerika salah hitung.

Masyarakat Mogadishu melihat kedatangan pasukan Amerika sebagai provokasi yang mencampuri urusan dalam negeri Somalia.

Tentara Amerika menghadapi perlawanan rakyat. Dalam sebuah serangan kilat dua pesawat Black Hawk yang canggih ditembak jatuh oleh milisi Mogadishu. Pasukan Amerika yang tertangkap oleh massa disiksa dan dibunuh. Beberapa dijadikan sandera.

Masyarakat yang ketakutan oleh kehadiran Taliban memaksa masuk pesawat untuk menyelamatkan diri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close