KADIN & Perusahaan Teknologi Sepakat: Literasi dan Internet Kunci Pengembangan QRIS
jpnn.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan perusahaan penyedia penyedia teknologi digital PT Trans Digital Cemerlang (PT TDC) satu pemahanan bahwa ada beberapa hal terkait pengembangan transaksi digital khususnya pengunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang perlu dimaksimalkan.
Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi dan Informatika Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Firlie H Ganinduto mengatakan perkembangan QRIS begitu pesat, tetapi masih ada beberapa catatan yang jadi perhatian serius.
Salah satunya, adalah konsentrasi QRIS yang masih terfokus di Pulau Jawa. Sementara, meski jumlahnya terus tumbuh, pengguna QRIS di luar Jawa masih menghadapi banyak kendala.
Hal pertama yang menurutnya paling fundamental adalah infrastruktur terkait connectivity untuk menunjang pembayaran digital di seluruh tanah air.
"Hampir seluruh daerah di Indonesia sudah terjangkau sinyal HP, Tapi terkait kecepatan internet atau connectivity di seluruh daerah harus merata. QRIS itu butuh kecepatan internet yang bagus," kata Firlie.
Kendala kedua, lanjut dia, adalah soal literasi. Menurut Firlie, di beberapa wilayah Pulau Jawa, tingkat literasi masyarakat soal QRIS juga masih perlu ditingkatkan.
Menurut data OJK yang terbaru, tingkat literasi QRIS terhadap masyarakat Indonesia masih di angka 30 persen.
Menurut Firlie, angka literasi QRIS seharusnya setara dengan standar literasi keuangan di tanah air yang sudah mencapai 90 persen.