Kaget Reuni
Dahlan IskanTulisan di SIM terlalu kecil. Deretan angkanya panjang. Biasanya petugas meminta saya membacakan nomor itu. Petugas mengetikkannya di komputer. Beres.
Kali ini beda. Saya lihat SIM saya dimasukkan dulu ke mesin pembaca. Saya khawatir. Jangan-jangan tidak terbaca secara digital di Amerika. Lega. Tidak ada masalah.
Setelah administrasi beres saya diberi secuil kertas. Tidak ada lagi petugas yang mengantar dan menyiapkan mobil. Secuil kertas itu yang mengantar. Ada tulisan di secuil itu: B-19.
Artinya: saya harus ke deretan mobil di lorong B. Cari nomor 19. Setiap nomor ada mobilnya. Saya pun melihat ada mobil putih di nomor 19. SUV. Ford. Itu dia.
Akan tetapi di mana kuncinya? Tidak ada orang yang bisa ditanya. Saya coba buka pintu bagasi belakang. Terkunci. Saya coba buka pintu sebelah kemudi. Bisa dibuka. Terlihat kunci tergeletak di tempat duduknya.
Simple. Tidak banyak urusan. Janet jadi co-pilot. Suaminyi duduk di belakang. Saya lambaikan tangan perpisahan pada istri John.
John lagi sibuk yang lain. John sudah 84 tahun. Masih bisa ngebut. Saya doakan dia panjang umur, untuk bisa bertemu lagi.(*)