Kalahkan Jumlah Ikan, Sampah Plastik Diprediksi Penuhi Lautan di Tahun 2050
Dominic Waughray dari WEF, yang bersama-sama merilis laporan ini, mengatakan, "Penelitian tersebut menunjukkan betapa pentingnya untuk memicu sebuah revolusi dalam ekosistem industri plastik."
"Ini merupakan langkah pertama yang menunjukkan bagaimana mengubah alur plastik melalui perekonomian kita," sebutnya.
Ia menjelaskan, "Untuk berpindah dari wacana ke tindakan skala besar, jelas bahwa tak ada satu aktor-pun yang bisa bekerja sendiri. Masyarakat, sektor swasta dan masyarakat sipil, semuanya perlu bergerak untuk menangkap peluang ekonomi plastik terbaru."
Perubahan dalam penggunaan kemasan plastik akan membutuhkan kerja sama seluruh dunia antara perusahaan barang konsumen, produsen kemasan plastik, serta bisnis yang terlibat dalam pengumpulan, kota, pembuat kebijakan dan organisasi lainnya, kata laporan itu.
Laporan tersebut mengusulkan pembentukan badan koordinasi independen untuk inisiatif itu.
"Plastik adalah simbol kuat dari ekonomi modern dengan sifat yang tak terkalahkan. Namun, mereka juga merupakan bahan yang benar-benar sekali pakai," utara Martin Stuchtey dari Pusat Bisnis dan Lingkungan McKinsey, yang memberikan kontribusi analisis dalam laporan tersebut.
"Volume yang bertambah dari penggunaan plastik menimbulkan biaya dan menghancurkan nilai dalam industri," tambahnya.
Plastik yang digunakan kembali bisa menjadi komoditas yang berharga dalam "lingkaran ekonomi " yang mengandalkan proses daur ulang, sebut Martin.