Kapalnya Diamuk Badai, Nakhoda Legendaris ini Dengar Adzan, Masuk Islam Deh...
Angin datang. Namun apa boleh buat, datangnya dari arah depan. Motor tempel yang dipasang di kanan-kiri kapal, tak banyak menolong.
Bukannya melaju, kapal malah terseret mundur. Para pelaut asing akhirnya angkat tangan. Giliran pelaut Indonesia unjuk kebolehan.
Layar dinaikkan dan disetel dalam sudut tertentu agar disenggol angin, sehingga perahu bergerak ke kiri, ke kanan.
Perahu maju perlahan dengan zig-zag. Gerakan aktif menyetel posisi sudut layar, membuat salah satu layar robek. Tali pengikatnya pun putus.
Tapi, perahu Borobudur sampai jua di Pelabuhan Mahajanga, Madagaskar.
Meski jarak yang hanya 700 mil ditempuh selama 17 hari. Bandingkan dengan Jakarta-Seychelles yang 3.300 mil, ditempuh selama 26 hari. Uh, tentu pelayaran yang melelahkan.
Di Madagaskar, Kapten Putu dan belasan awak perahu Borobudur disambut serangkaian acara.
Sembari itu, perlengkapan yang habis diisi kembali. Yang rusak-rusak diperbaiki.