Kapalnya Diamuk Badai, Nakhoda Legendaris ini Dengar Adzan, Masuk Islam Deh...
Badai Dua Samudera
Almanak bertarekh 25 Oktober 2003. Perahu berangkat lagi. Tujuannya Afrika Selatan.
Kapal melintasi pertemuan arus Samudera Hindia dan Samudera Atlantik. Ini yang paling gawat….
Kapal dihoyak badai. Para awak umumnya histeris. Banyak yang menangis.
Kapal tradisional nenek moyang Indonesia itu laksana sabut diombang-ambing arus bah.
Awan hitam menggelayut. Petir sambar-menyambar.
Boleh percaya, terserah kalau pun tidak, Kapten Putu, sang nakhoda kapal tiba-tiba mendengar suara adzan.
"Begitu badai reda, saya tanya. Ternyata tak satu pun awak kapal yang mengaku melantunkan adzan," kenangnya dalam sebuah perbincangan panjang dengan JPNN.com, tempo hari.