Kapsul Geprek
Oleh: Dahlan IskanJam 07.00, tanggal 18 Juni, adalah saat pemberangkatan. Dawood dan Suleman sudah mengenakan pakaian khusus. Juga mengenakan penutup kepala. Di kedalaman laut nanti sangat dingin.
Suleman turun ke rakit di sebelah kapal. Lincah. Sambil membawa kubus ajaib. Dawood agak kurang lincah. Ia perlu dibantu seseorang untuk turun ke rakit. Chritine, istrinya, melihat adegan itu dari kapal Polar Prince.
Dawood terlihat membawa tustel Nikkon. Terhuyung di atas rakit. Ibu dan putri berdoa agar Dawood tidak terjengkang dan masuk laut.
Dari rakit inilah mereka masuk ke dalam kapsul. Dari bagian belakang. Agak sulit. Seperti masuk ke dalam bagasi mobil SUV dari belakang.
Kapsul itu memang kecil. Panjangnya hanya 6,7 meter. Lebarnya 2,54 meter, bahkan ruang yang bisa diisi 5 orang itu hanya di bagian tengahnya. Mereka duduk di alas lantai. Sandaran kursi tidak berkaki. Atau sandaran dinding kapsul.
Mereka bisa melihat ke luar lewat 'kaca' depan. Yakni bahan bening terbuat dari akrilik. Bahan inilah yang kelak akan diputuskan apakah sebagai penyebab gepreknya Titan. Atau yang lain: campuran baja yang terdiri dari karbon dan titanium yang kurang sempurna. Atau baut-baut. Atau pipa oksigen. Atau apa pun.
Setelah lima orang itu masuk kapsul, petugas di atas rakit menutup pintu belakang kapsul itu. Semua mur-bautnya dipasang. Dikencangkan.
Kapsul Titan pun diluncurkan ke dalam laut. Menimbulkan riak kecil. Christine, wanita kulit putih asal Jerman, melihatnya dari kapal. Bersama Alina. Itulah pandangan terakhir mereka atas Dawood dan Suleman.