Kasus Brigadir J Pertaruhan Kredibilitas Polri, Jangan Ada Lagi yang Ditutup-tutupi
jpnn.com, JAKARTA - Aktivis HAM dan pemerhati reformasi sektor keamanan Swandaru menyoroti perkembangan penanganan kasus tewasnya Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh tim khusus (timsus) yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Swandaru melihat penyelidikan dan penyidikan kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sudah melewati proses panjang.
Kapolri telah melakukan mutasi 25 polisi yang diduga terkait dengan kasus kematian Joshua. Bareskrim Mabes Polri juga menahan Irjen Ferdi Sambo di Mako Brimob, dan sudah mengumumkan dua tersangka, Bharada E dan Brigadir RR.
"Perkembangan baru dalam proses penyidikan kasus kematian Brigadir J tentunya langkah awal yang baik, mengingat hal tersebut tidak hanya ditunggu-tunggu oleh keluarga korban, tetapi juga menjadi perhatian luas di masyarakat," ujar Swandaru dalam keterangan di Jakarta, Senin (8/8).
Menurut dia, perkembangan kasus itu hanya permulaan karena pengumpulan bukti-bukti lain masih harus dilakukan oleh timsus Mabes Polri.
Swandaru menyebut kesungguhan dan keseriusan Polri sangat penting agar fakta yang sebenarnya di balik peristiwa itu dapat diungkap secara jelas dan terang benderang, serta proses hukum dilakukan terhadap siapa pun yang terlibat di dalamnya.
Mengingat kematian Brigadir J menjadi perhatian besar di masyarakat, Swandaru mengingatkan agar upaya pengungkapan kasus tersebut harus dijalankan secara transparan dan akuntabel.
"Pengungkapan kasus ini juga menjadi pertaruhan bagi kredibilitas Polri sebagai institusi penegak hukum," ujarnya.