Kasus Taruna ATKP Makassar: Sang Ayah Yakin Aldama Putra Dikeroyok
"Kalau satu orang saja yang mukul, kecuali dia mukul terus-terusan sampai beberapa jam, ya mungkin mati. Tapi kan yang mukul itu manusia, punya rasa kasihan juga dalam hatinya. Kecuali yang mukul itu binatang tidak ada rasa kasihan, bisa lah mati. Tapi yang ini banyak sekali lukanya," paparnya.
Oleh karena itu, ia kukuh menganggap anaknya dikeroyok. Anaknya sudah dibekali dengan teknik bela diri karate langsung darinya. Tentunya, kata Daniel, anaknya pasti tidak akan akan rubuh berhadapan dengan satu orang.
"Hukum itu tidak mengenal kasta. Jangan bilang kalau ini anaknya pejabat, anaknya siapa. Tetap harus ditegakkan," tegas Daniel, yang masih sibuk menerima beberapa tamu yang datang melayat.
Hanya saja, pihak kepolisian masih kukuh dengan hasil interogasi terhadap tersangka tunggal itu. Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo sebenarnya belum memastikan hanya pelaku tunggal lantaran masih menunggu hasil autopsi.
Hingga kini, pihaknya belum menerimanya. Sementara beberapa barang bukti yang sudah diamankan dan saksi-saksi hanya mengarah pada tersangka Muhammad Rusdi.
"Belum ada (hasil autopsi). Tunggu saja," pungkas Wahyu. Tidak menutup kemungkinan, hasil autopsi itu bisa mengarah ke tersangka baru.
Pihak kampus ATKP Makassar juga bergeming dengan sanksi skorsing bagi tersangka Muhammad Rusdi. Direktur ATKP Makassar, Agus Susanto mengatakan, sanksi skorsing untuk membantu kepolisian memperlancar proses hukum.
"Menetapkan saudara Muhammad Rusdi diberikan sanksi skorsing sampai dengan adanya kekuatan hukum tetap," tandasnya. (mam/rif-zuk)