Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kawanan Tan Malaka dan Aksi Penggelapan 19 September

Sabtu, 17 September 2016 – 07:02 WIB
Kawanan Tan Malaka dan Aksi Penggelapan 19 September - JPNN.COM
Markas Kaigun Bukanfu pimpinan Laksamana Maeda. Kini, Markas Besar Angkatan Darat di Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta. Gedung ini saksi bisu aksi penyelundupan kawanan Tan Malaka. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Sementara para elite bersidang, kelompok pemuda Jakarta bergerak mewujudkan ide tersebut. Di bawah kepanitiaan Komite van Aksi, mereka mengorganisir massa rakyat berdemonstrasi.

"Saya sendiri mengikuti Sukarni masuk kampung ke luar kampung, menemui kepala desa, tokoh-tokoh masyarakat, pemuda dan para kiai, mengajak dan meyakinkan mereka supaya datang berbondong-bondong ke lapangan Ikada," kenang Aboe Bakar Loebis, sebagaimana ditulis Harry Poeze dalam Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia.

16 September 1945. Kepala Pemerintah MIliter Jepang, Jenderal Nagano mengeluarkan keterangan resmi; larangan berkumpul dan berkelompok lebih dari lima orang. 

Larangan tinggal larangan. Hari itu juga, Komite van Aksi menggelar rapat umum, "di gedung bioskop Maxim, di Jalan Cikini Raya," tulis Harry Poeze. "Di antara para pembicara disebut-sebut Iljas Hussein (nama samaran Tan Malaka--red)," sambungnya. 

Dana Revolusi

19 September 1945. Ratusan ribu orang dari seluruh penjuru mata angin berduyun-duyun menuju Lapangan Ikada (sekarang Monas). Suasana riuh rendah. 

Peristiwa yang dikenang sebagai Rapat Raksasa Lapangan Ikada itu membuat balatentara Jepang panik. Mereka bergerak membayang-bayangi. 

Ketika perhatian Kempeitai fokus pada aksi massa tersebut, Kepala Intelijen Kaigun Bukanfu (Angkatan Laut Jepang) Tomegoro Yoshizumi--orang dekat Tan Malaka--mengorganisir aksi penyelundupan di kantor Laksamana Maeda. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close