Kebijakan Kemendikbud Sisipkan Soal HOTS Diapresiasi
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Ali Mahmudi menuturkan, kebijakan Kemendikbud menyisipkan soal HOTS (higher order thinking skills) atau penalaran patut diapresiasi. Apalagi hanya sepuluh persen atau empat butir dari 40 total soal.
Sebab soal seperti itu mampu mengukur kemampuan berfikir secara menyeluruh. Seperti menganalisis, evaluasi, sampai mengkreasi.
’’Kemampuan ini harus dimiliki siswa untuk survive menghadapi tantangan masa depan,’’ jelasnya. Ali berharap soal HOTS atau penalarangan seperti itu diharapkan terus ditingkatkan setiap tahunnya.
Tujuannya adalah untuk merangsang guru supaya mengajarkan kemampuan bernalar kepada siswa dalam mata pelajaran apapun, termasuk matematika. Dia menjelaskan guru sudah seharusnya mengedepankan aktivitas siswa dalam mengeksplorasi suatu konsep.
Kemudian pembelajaran yang bersifat terbuka dengan aktivitas pemecahan masalah dengan jawaban atau strategi tidak tunggal.
Ali menjelaskan mulai tahun ini Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud menginisiasi penyusunan buku mata pelajaran yang lebih mengakomodasi pengembangan kemampuan bernalar siswa.
’’Kemendikbud menyebutnya sebagai buku mata pelajaran masa depan,’’ jelasnya. Dia menjelaskan tahun ini buku-buku mata pelajaran masa depan mulai disusun.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud Moch. Abduh menuturkan terkoreksinya nilai unas SMP maupun SMA tahun ini tak lepas dari perubahan moda ujian tahunan itu. Dari semua ujian berbasis kertas, kini menjadi ujian berbasis komputer. ’’Penyebab lainnya karena ada peningkatan tingkat kesulitan soal,’’ jelasnya.