Kelompok Kristen Australia Dikritik Karena Diskriminasi Gangguan Jiwa
"Ini menyiratkan stereotip yang sangat berbahaya bahwa semua orang dengan penyakit kejiwaan yang menunjukkan perilaku ini, sungguh berbahaya atau berkeinginan untuk mengganggu kebaktian.”
"Semua orang tahu bahwa Yesus dipandang sebagai kawan bagi kaum yang kurang beruntung dan pelindung orang-orang yang kurang mampu, jadi saya pikir ini adalah langkah yang sangat kejam dan munafik,” sebut Vincent.
"Jika Anda mengisolasi seseorang, terutama dengan penyakit jiwa, dari mengikuti kebaktian dan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat seperti gereja atau ibadah, Anda hanya akan menggabungkan perasaan terisolasi dan negatif yang bisa menyebabkan penyakit jiwa lebih lanjut," pendapatnya.
Ia mengatakan, orang-orang itu membutuhkan dukungan.
"Sebagian besar orang dengan tantangan kesehatan mental bisa menjalani kehidupan yang sangat produktif dan damai, terutama jika kita memiliki dukungan yang tepat di sekitar kita, dan bagi beberapa orang, itu mungkin termasuk kebaktian gereja," tuturnya.
Vincent mengatakan bahwa tidak mempekerjakan orang karena mereka memiliki penyakit jiwa bisa menyebabkan absennya "orang-orang terbaik", yang berhasil melewati masa sulit, untuk mengajar pelajaran berharga dalam hidup.
"Selama mereka bisa melakukan pekerjaan, siapa yang lebih baik melakukannya daripada seseorang yang pernah mengalami masa-masa sulit itu?" tanyanya.
Perubahan jenis kelamin dianggap delusional
FamilyVoice, yang merupakan organisasi Kristen Australia yang berbasis di Adelaide, juga menginginkan Undang-Undang Diskriminasi Seks diubah, dengan menyatakan bahwa UU itu, sesuai dengan pemahaman mereka, secara langsung bertentangan dengan nilai-nilai moral iman Kristen.