Keluarga Besar Purna Adhyaksa: Jaksa Agung Sebaiknya dari Internal Kejaksaan
Petrus juga menekankan agar jabatan Jaksa Agung tidak berasal dari parpol sehingga penegakan hukum yang dilakukan bukan penegakan hukum yang diintervensi kepentingan parpol.
“Akhirnya Kantor Kejaksaan sekarang warnanya biru, besoknya merah. Seharusnya Jaksa Agung itu lahir dari Gedung Bundar (Kejaksaan Agung) dan direkomendasikan Gedung Bundar," ucap Petrus dalam diskusi yang dipandu oleh Juliaman Saragih, itu.
Menurut Petrus, saat ini sejumlah parpol sudah menyiapkan kader atau tokoh-tokoh tertentu untuk diusulkan kepada Presiden Terpilih menjadi Jaksa Agung periode 2019-2024.
“Ini partai-partai sudah siapkan jago-jagonya. Nanti dari Keluarga Besar Purna Adhyaksa perlu untuk menyampaikan sosok-sosok yang layak dari internal Kejaksaan supaya Presiden tidak saya pilih," katanya.
Menurutnya, peran Jaksa Agung sebenarnya jauh di atas Menko Polhukam. Karena itu, jika ada persoalan hukum, seorang Jaksa Agung harus muncul terdepan.
Menurutnya, dalam lima tahun era pemerintahan Jokowi, masyarakat sangat merindukan peran Kejaksaan Agung sebagai garda terdepan penegakan hukum.
“Jaksa Agung kita ini mengerdilkan diri. Seorang Jaksa Agung itu harus melevelkan diri setara dengan Presiden. Tak boleh membungkuk-bungkuk di hadapan Presiden. Dia itu partner, jangan di bawah Presiden. Makanya perlu Jaksa Agung itu sebulan sekali ketemu Presiden membahas persoalan hukum," katanya.(fri/jpnn)