Kemarau, Air Jakarta Menguning dan Bau Belerang
Akhirnya sampai mengandalkan air galon yang digunakan untuk memasak, minum, hingga mandi. Air kemudian dipisahkan untuk keperluan. Air mandi ia beli seharga Rp 2000 per galon, sementara Air makan minum dibeli seharga Rp 2500 per galon. "Kalo harian kurang tau yah. Tapi seminggu saya habiskan sekitar Rp 50 ribu," ungkap dia.
Di kawasan RT 09/02, Pegadungan, Kalideres, kemarau yang datang membuat debit air Kali Maja di kawasan itu menyurut. Warga kesulitan mencuci karena air kian kotor dan berlumut.
Winda, 23, warga jalan 20 Desember, Pegadungan ini misalnya. Dirinya berjalan sejauh satu kilometer dari rumahnya hanya untuk mencuci. Winda mengakui bahwa rumahnya kesulitan mendapatkan air bersih.
"Air tanah di kami ngga keluar, dulu pernah ada upaya penyambungan dari Plyja, tapi tetap ngga keluar," keluh Winda.
Untuk keperluan mandi dan makan, Winda juga membeli beberapa galon isi ulang untuk masak, dan air dirigent yang berkeliling kampung. Keperluan itupun membuat Winda terpaksa terpaksa mengeluarkan uang Rp 20 ribu sehari. "Nah kalo nyuci kita dua sampai tiga hari sekali," akunya.
Menanggapi kualitas buruknya air di Rusunawa, pada wartawan, Manajer Humas PAM Jaya, Linda Nurhandayani mengakui akan menindaklanjuti informasi mengenai kualitas air di Rusunawa Pesakih. Ia menuturkan, sampling kualitas air di dua blok itu telah diambil dan tengah menunggu hasil uji lab kualitas air.
"Pam sudah ambil sample lagi di IPA Rusun Pesakih, hasilnya memang baru diketahui seminggu kedepan," terang Linda.
Linda menambahkan, air di Rusunawa Pesakih semestinya bisa digunakan dan aman untuk memenuhi standar kualitas air minum. Hal ini sesuai dengan Pemenjes no 492 tahun 2010.