Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kematian Mendadak tak Selalu Serangan Jantung

Selasa, 31 Januari 2017 – 13:52 WIB
Kematian Mendadak tak Selalu Serangan Jantung - JPNN.COM
Ilustrasi Foto: pixabay

“Pengalaman dengan serangan jantung bisa membuat bagian otot jantung yang rusak bekerja. Bila seseorang pernah mengalami serangan jantung, kemungkinan kena sudden arrest bisa empat kali lipat. Lalu bila kemampuan pompa jantung seseorang sudah turun 50 persen, maka risiko sudden arrest tinggi,” paparnya.‎

Henti jantung mendadak kadang-kadang didahului beberapa gejala seperti pingsan, pandangan gelap, pusing, nyeri dada, sesak napas, lemas dan muntah.

Namun, bisa juga terjadi tanpa ada gejala awal. Saat terjadi henti jantung mendadak, tanda yang paling nyata adalah hilangnya denyutan nadi.

“Beberapa tindakan bantuan yang bila segera dilakukan, bisa mengembalikan kondisi henti jantung. Namun, bila tidak, maka hampir pasti pasien akan segera meninggal. Akibat aliran darah ke otak tidak mencukupi, korban akan segera kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas," ujarnya.

Pencegahan henti jantung mendadak mencakup pengaturan pengaturan pola makan sehat, olahraga teratur, setop merokok, pengaturan tekanan darah, pengaturan kadar kolesterol darah, pengaturan kadar gula darah, penggunaan obat-obat jantung secara teratur, dan bila perlu penggunaan alat implantable cardioverter defibrillator/ICD‎. (esy/jpnn)

Seseorang yang kelihatan sehat tapi mendadak meninggal tanpa sebab, seringkali dikaitkan dengan serangan jantung.

Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close