Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kemenristekdikti Panggil 57 Ilmuwan Diaspora Pulang ke Indonesia

Selasa, 16 Juli 2019 – 07:31 WIB
Kemenristekdikti Panggil 57 Ilmuwan Diaspora Pulang ke Indonesia - JPNN.COM
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kemenristekdikti memanggil 57 ilmuwan diaspora untuk pulang ke Indonesia. Mereka berasal dari 15 negara yang nantinya akan menularkan ilmunya dalam Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) 2019. Tahun ini, kegiatan dilaksanakan pada 18-25 Agustus 2019 di Jakarta.

Penyelenggaraan SCKD 2019 turut melibatkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI. Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, rangkaian kegiatan SCKD merupakan upaya pemerintah memberdayakan anak bangsa di manapun mereka berada untuk ikut bersumbangsih dalam pembangunan sumber daya manusia, khususnya di ranah pendidikan tinggi.

"Pemberdayaan ilmuwan diaspora ini sudah diinisiasi sejak tahun 2016. Namun, tahun ini acara SCKD menjadi momentum yang baik karena sejalan dengan fokus Pemerintah untuk membangun SDM. Kami akan mengarahkan para ilmuwan diaspora pada bidang pembangunan prioritas, termasuk dalam penguatan pendidikan vokasi," tutur Dirjen Ghufron di Jakarta, Senin (15/7).

Dirjen Ghufron menjelaskan, penyelenggaraan SCKD dari tahun ke tahun selalu mendapat antusiasme tinggi dari para ilmuwan diaspora di berbagai belahan dunia. Kendati demikian, mereka yang terpilih telah melalui berbagai tahap penyaringan.

Bahkan, bagi para peserta yang pernah mengikuti kegiatan serupa di tahun sebelumnya diseleksi berdasarkan hasil riset atau kerja sama yang sudah dijajaki dengan mitra dalam negeri.

BACA JUGA: MPLS Jangan Diserahkan ke Senior

"Tahun ini kami juga membuka kesempatan tidak hanya bagi mereka yang sudah menjadi assistant professor atau associate professor, tetapi juga bagi para postdoct yang memiliki potensi. Mereka inilah yang kebanyakan merupakan akademisi muda dari generasi millennial," sebut Guru Besar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Secara keseluruhan, laniut Dirjen Ghufron, kiprah para ilmuwan diaspora sejak 2016 sudah cukup membuahkan hasil yang baik. Tercatat, lebih dari 100 karya ilmiah telah dihasilkan, baik berupa joint publication, joint research, maupun paper lain dalam proceeding dan conference.

Kemenristekdikti memanggil 57 ilmuwan diaspora untuk hadir dalam Simposium Cendekia Kelas Dunia alias SCKD 2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News