Kementan Beber Tantangan dan Potensi Petani Milenial
jpnn.com, JAKARTA - Regenerasi menjadi hal yang tidak bisa lagi ditunda. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian terus mendorong lahirnya banyak petani milenial.
Hal ini disampaikan dalam Webinar Nasional dalam rangka Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, Kamis (12/8/2021) pagi. Tema yang diangkat adalah Pertanian dan Petani Milenial Menuju Era Society 5.0.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan regenerasi petani adalah sebuah keniscayaan.
"Masa depan pertanian Indonesia ada di anak-anak muda, para generasi milenial. Mereka yang nantinya akan memberikan perubahan serta mengangkat pertanian kita ke arah yang lebih baik lagi. Untuk itu, Kementan akan terus mengupayakan lahirnya banyak petani milenial," tuturnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan yang menjadi keynote speaker webinar, mewakili Mentan SYL, menyampaikan sejumlah data yang menyebabkan regenerasi harus dilakukan.
"Secara usia, saat ini pertanian Indonesia banyak diisi petani dengan rentang usia 45 hingga 54 tahun. Ini petani-petani yang akan segera memasuki masa kolonial. Tidak sedikit juga petani yang berusia 55-64 tahun, bahkan 65 tahun ke atas," katanya.
Menurut Dedi, jika tidak dipersiapkan regenerasi sejak awal, maka Indonesia akan kekurangan petani.
Berdasarkan pendidikan, petani Indonesia sebagian besar hanya mengenyam pendidikan di tingkat SD.