Kementan Bidik Pengembangan Pisang Mas Kirana, Menguntungkan dan Berprospek Ekspor
Sementara itu, Tim dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Paulina Evy Retnaning menegaskan pentingnya integrasi dalam rangka peningkatan daya saing dan ekspor pisang mas kirana berkelanjutan.
Selain itu juga integrasi kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Perindustrian, termasuk lembaga keuangan dan industri untuk memberikan peluang investasi dari hulu hingga hilir.
"Inovasi dari hulu ke hilir akan diupayakan okeh Tim.BPTP mulai dari pemberongsong, hingga pengolahan dalam bentuk sale, selai dan sebagainya hasil dari sortiran yang segar," katanya.
Termasuk dalam hal ini, perluasan jaringan pemasaran dan pengembangan diversifikasi produk olahan pisang yang berskala industri untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor. "Ditjen hortikultura, BKP dan Barantan bersama Kemendag berkomitmen untuk mengawal tahapan demi tahapan dalam meraih kembali sertifikasi Global GAP sebagai syarat ekspor," jelasnya.
Great Giant Pineaple (GGP) Welly Soegiono mengatakan komoditi pisang mas kirana ini telah terbukti memberikan kontribusi besar bagi pendapatan petani di Lumajang. Diakuinya, dalam mengembangkan pisang di Tanggamus, awalnya mendapat penolakan dari masyarakat untuk perluasan pasar pisang mas ini. Namun setelah petani mendapatkan keuntungan, kini makin banyak petani yang mendaftar untuk tergabung dengan GGP.
"GGP yang sukses dengan pisang Tanggamus dengan ekspor ke Singapura, Jepang dan China, bukan mustahil kesuksesan ini bisa menular ke pisang mas kirana jika di hukunya dapat terjaga dengan baik," katanya.
Dia pun mengingatkan pentingnya pemuliaan genetik pisang mas kirana Lumajang ini agar lebih berkembang. Begitu pun ketika tergabung dengan perusahaan, maka perusahaan besar jangan dianggap sebagai pesaing tengkulak kecil, karena perusahaan besar fokus ke pasar modern.
"Bisnis pisang mas kirana Lumajang harus jalan karena pasti akan menarik sektor lain,” papar Welly.