Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kementan dan Polri Evaluasi Kerja Sama Pengawasan Pemotongan Sapi Betina Produktif

Sabtu, 14 Desember 2019 – 13:53 WIB
Kementan dan Polri Evaluasi Kerja Sama Pengawasan Pemotongan Sapi Betina Produktif - JPNN.COM
Pertemuan Koordinasi dan Advokasi Pengendalian Pemotongan Betina Produktif di Depok antara Kementan dan Baharkam Polri. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan Polri dalam upaya menekan laju pemotongan sapi betina produktif.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Syamsul Ma'arif saat mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada acara Pertemuan Koordinasi dan Advokasi Pengendalian Pemotongan Betina Produktif di Depok.

Pertemuan dilaksanakan selama tiga hari dimulai dari tanggal 11 Desember 2019.

Menurut Syamsul, dalam rangka percepatan peningkatan peningkatan populasi ternak sapi/kerbau, pemerintah telah membuat terobosan dengan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB).

Melalui program ini telah lahir sebanyak 2.650.969 ekor anak sapi.

Namun demikian, berdasarkan data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) tercatat dalam empat tahun tidak kurang dari 22.000 ekor ternak betina produktif dipotong setiap tahunnya. Tingginya pemotongan betina produktif secara nasional ini menjadi salah satu hambatan dalam upaya percepatan peningkatan populasi sapi/kerbau di Indonesia.

Syamsul juga menyampaikan bahwa mengingat pentingnya upaya pengendalian dan pencegahan pemotongan betina produktif, maka mulai tahun 2017, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mencanangkan kegiatan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif. Upaya pengendalian pemotongan betina produktif ini tambah Syamsul bertujuan untuk menyelamatkan betina produktif dari pemotongan dan mempertahankan dan/atau meningkatkan jumlah akseptor UPSUS SIWAB.

"Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah menurunkan pemotongan betina produktif secara bertahap, minimal sebesar 20 persen dari jumlah pemotongan betina produktif pada tahun sebelumnya," jelasnya.

Keberhasilan penurunan pemotongan betina produktif ini tentu saja tidak terlepas dari peran dan keterlibatan aktif semua pihak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close