Kementan Dorong Pembangunan Kawasan Agrowisata Hortikultura
Dengan kebijakan itu, dia menjadi termotivasi kembali untuk budi daya komoditas hortikultura hingga ekspor seperti jeruk, pisang dan alpokat.
"Dulu kami pernah ekspor alpokat tiga kali ke Singapura sebanyak 30 ton dengan harga USD 3, tetapi terbentur kualitas. Makanya sekarang fokus budi daya untuk tingkatkan kualitas. Selain itu, pernah ekspor pisang emas kirana, tapi terbentur kualitas juga," ujar Sandi.
Dia menambahkan, terhentinya ekspor ini terkendala pada quality control saat panen sehingga pihaknya kewalahan dalam proses pascapanen. Akibatnya, pisang yang dipanen matangnya tidak sama kualitasnya.
"Mulai sekarang kami akan coba budi daya lagi dan memperbaiki betul proses panen dan pascapanennya agar menghasilkan produk yang memenuhi standar ekspor. Kami optimistis bisa karena dukungan Kementan sangat memudahkan sekali pelaku usaha," sambung Sandi.
Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi buah-buahan pada 2017 mencapai 19,6 juta ton.
Jumlah itu naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 18,3 juta ton. Khusus jeruk, produksi pada 2017 mencapai 2,3 juta ton alias naik signifikan dibanding 2013 yang hanya 1,65 juta ton. Produksi pisang juga naik dari 6,28 juta ton menjadi 7,04 juta ton. (adv/jpnn)