Kementan: Perlu Sinergitas dalam Peningkatan Populasi Sapi
“Untuk pengadaan indukan impor tahun ini telah dialokasikan sebesar 15.000 ekor yang akan didistribusikan pada daerah-daerah yang mempunyai komitken kuat dalam hal keberlanjutan pengembangan ternak,” ungkap I Ketut Diarmita.
Selain itu juga dilakukan pengembangan sapi ras baru, yakni Belgian Blue di Indonesia yang menjadi alternatif penambahan sumber bibit sapi potong di masa mendatang.
“Kami harapkan pada tahun 2019 akan ada kelahiran 1000 ekor Belgian Blue,” ujar I Ketut Diarmita.
Dalam pelaksaannya, Ditjen PKH Kementan bekerjasama dengan IPB dan UGM untuk percepatan pengembangan program.
Pemerintah optimistis, dengan kegiatan tersebut akan mampu melakukan ekspor ternak sapi ke berbagai negara lain karena pada tahun tersebut diharapkan Indonesia sudah dapat menyatakan swasembada daging sapi.
“Kita juga sedang berupaya membangun branding produk peternakan lokal menjadi produk premium, dan melakukan perluasan pasar ke arah ekspor, sehingga kita berupaya untuk meningkatkan daya saing produk peternakan dalam negeri di pasar global,” kata I Ketut Diarmita. “Indonesia juga sudah ekspor daging Wagyu ke Myanmar dan produk unggas ke beberapa negara seperti Jepang, PNG, Myanmar dan pada pertengahan April ini akan launcing ekspor ke Timor Leste,” ungkapnya.
I Ketut Diarmita berharap, semua pihak dapat memiliki presepsi dan pandangan yang sama terkait kebijakan pemerintah, dengan tetap mengedepankan kepentingan nasional.
“Marilah kita bangun peternakan di Indonesia sebagai sumber penghidupan kita di masa mendatang. Kita bangkitkan terus kelompok-kelompok peternakan di desa-desa untuk meningkatkan NTP (Nilai Tukar Petani), terutama untuk mencegah urbanisasi ke kota,” ajak I Ketut.
“Keberhasilan pembangunan peternakan adalah untuk kesejahteraan masyarakat peternak dan merupakan tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya. (jpnn)