Kementan Stabilisasi Harga Bawang dan Cabai
Senada Tunov, petani bawang merah yang juga pengurus Asosiasi Bawang Merah Indonesia Cabang Kendal, Ahmad Sholeh, mendukung langkah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menstabilkan harga bawang merah yang kini anjlok. Pasalnya semua petani bawang merah sentra produksi saat ini dalam Keadaan gelisah. Bahkan di Bima sudah demo protes, agar Kemendag menjembatani serap bawang merah petani.
"Kami tak ingin ribut-ribut. Kami menempuh cara lebih konkrit seperti Pemprov Jawa tengah ini,” ucap Sholeh.
Sholeh menjanjikan akan mengerahkan petani anggota ABMI Jawa Tengah, memasok bawang merah untuk mendukung aksi program ini. Tujuanya agar harga kembali stabil sehingga petani tidak menjerit.
“Kami petani bawang merah komitmen kok untuk mendukung stabilisasi harga. Artinya, kalau misalnya suatu saat, ndilalah terjadi lonjakan harga tinggi, kami pun siap membantu dengan menjual di harga yang wajar,” sebutnya.
Sholeh berharap saat over stock produksi seperti saat ini, petani perlu diberikan dukungan perindustrian untuk industri olahan dan pabrik penyimpanan.
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, meminta semua pihak peduli terhadap penurunan harga bawang merah dan cabai saat ini. Diharapkan masing-masing bisa berperan konkrit dan nyata di lapangan.
“Kami sudah bersurat, berkoordinasi dan bersama champion menyalurkan produk ini ke daerah konsumsi, serta hilirisasi dan mengolah produk turunan skala rumah tangga, memanfaatkan teknologi penyimpanan, mengembangkan pasar lelang di level farmgate, juga menggandeng dua eksportir serap bawang super philip, batu ijo, lokananta dan sejenisnya dari Bima 30 hingga 40 ton per hari, Sumbawa, Probolinggo, Malang dan lainnya,” ungkapnya.
Suwandi mengungkapkan apresiasi atas upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng dalam menggairahkan pasar bawang merah dan cabai, sekaligus berupaya stabilisasi harga di petani. “Ini sangat positif. Daerah lain di Indonesia, mestinya mencontoh dan mereplikasinya,” ujarnya.