Kenali Gejala Demam Berdarah Bisa Mirip Penyakit Lain
Demam yang perlahan meningkat setiap hari dan berlangsung lebih dari 7 hari.
Mual dan muntah.
Nyeri kepala.
Nyeri otot dan tulang.
Lemas.
Diare.
Konstipasi.
Melihat pemaparan gejala di atas, bisa dilihat cukup banyak gejala yang mirip antara DBD dan demam tifoid.
“Nah, yang membedakannya adalah pola demamnya. Kalau DBD, demamnya akan langsung tinggi, sedangkan demam tifoid itu naiknya perlahan,” jelas dr. Sepriani. Bila demam tak kunjung membaik lebih dari 3 hari, sebaiknya periksakan kondisi tersebut ke rumah sakit untuk dilakukan cek darah.
Selain itu, salah satu ciri pembeda dari DBD dan demam tifoid adalah kondisi trombositnya. Bila yang bersangkutan mengalami penurunan trombosit, yakni kurang dari 100.000, kemungkinan besar Anda mengalami DBD dan itu hanya bisa dibuktikan bila Anda melakukan cek darah ke laboratorium atas anjuran dokter. Sedangkan pada demam tifoid, angka trombosit tidak terlalu berpengaruh.
Demam berdarah mirip dengan ISPA dan penyakit yang disebabkan oleh virus Di sisi lain, dr. Sepriani juga mengatakan bahwa gejala DBD yang belum berlangsung lama sering dikira sebagai infeksi saluran napas atas atau ISPA. “Itu karena keduanya sama-sama memiliki gejala demam, sakit kepala, dan sakit di belakang mata.”
Sebenarnya, tak cuma berhenti sampai ISPA, gejala DBD juga dikaitkan dengan penyakit lain yang disebabkan oleh virus.
Untuk membedakan antara demam tifoid dan DBD, Anda bisa mengecek dari angka trombosit, leukosit, dan hematokrit dari tes laboratorium.
Gejala DBD memang susah-susah gampang untuk dibedakan dengan penyakit lain, terutama dengan penyakit yang berkaitan dengan infeksi virus. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda terkena DBD atau bukan adalah dengan melakukan cek darah yang lebih mendetail.
Apa pun gejala yang ditimbulkan, sebaiknya Anda tidak mengabaikannya. Bila demam sudah lebih dari 3 hari, itu berarti ada yang tak beres dari tubuh Anda. Sembari menunggu hasil pemeriksaan demam berdarah, perbanyaklah minum air putih dan konsumsi makanan bernutrisi tinggi agar gejalanya tidak semakin parah.(RS/RVS/klikdokter)