Kepala BPOM Sebut Indonesia Punya Potensi Besar untuk Pengembangan Obat, Simak Penjelasannya
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menggelar lokakarya pemanfaatan teknologi pengembangan obat dan vaksin Covid-19, Jumat (26/8).
Adapun kegiatan itu bertujuan membangun pemahaman pengambil kebijakan (government), peneliti (academia), dan pelaku usaha (business) dalam kerangka triple helix untuk mendorong terbangunnya ekosistem pengembangan obat dan vaksin di Indonesia.
Kepala BPOM RI Penny K Lukito mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan obat dengan adanya kekayaan sumber daya alam, maritim, dan biodiversity.
Namun, industri farmasi Indonesia saat ini masih bergantung pada bahan baku dan obat impor, khususnya untuk obat yang diproduksi dengan teknologi tinggi (advanced technology).
"Pandemi Covid-19 menjadi momentum dalam mendorong banyaknya inisiatif penelitian dan pengembangan, baik obat maupun vaksin, yang bertujuan untuk pengobatan dan pencegahan terhadap penyebaran penyakit Covid-19," kata Penny dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/8).
"Hal ini merupakan salah satu upaya menuju kedaulatan kesehatan, terutama kemandirian produksi vaksin dalam negeri agar tidak tergantung pada produk vaksin dari luar negeri," sambung Penny.
BPOM sebagai regulator di bidang obat selalu mengawal pengembangan obat dan vaksin.
BPOM, lanjut Penny, akan terus mendampingi secara intensif setiap tahapan pengembangan obat dan vaksin dalam rangka pemenuhan standar dan persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.