Keren! LIPI Ciptakan Masker Bisa Bunuh Virus Corona
Pengaplikasian tembaga dilakukan dengan cara pelapisan langsung, atau penyisipan lembaran tembaga ke dalam masker kain.
Secara kajian ilmiah, tembaga (Cu) telah dikenal sebagai "antimicrobial agent" sejak zaman Mesir dan Yunani kuno, seperti untuk perawatan luka dan sterilisasi air.
Hingga 2011, tercatat telah terdaftar setidaknya 300 jenis paduan tembaga sebagai agen antimikroba (antimicrobial agent).
Mekanisme perusakan bakteri maupun virus akibat kontak dengan tembaga (contact killer), berbeda-beda tergantung jenis mikroorganisme.
Studi lain menunjukkan Human coronavirus 229E (HuCoV-229E), yang merupakan virus influenza, sejenis SARS-CoV-2, mampu dirusak dalam hitungan menit, di mana semakin tinggi kandungan atau kemurnian Cu, semakin cepat virus tersebut rusak atau terdegradasi.
Virus SARS-Cov-2 penyebab COVID-19 memiliki diameter 0,065 - 0,125 µm. Sementara suatu penelitian tentang uji efektivitas penyaringan (filter) dari masker medis, masker kain, dan masker kain dua lapis terhadap mikroorganisme B Atrophaeus yang berdiameter 0,9 - 1,25 µm, menunjukkan efektivitas masker medis dalam menyaring mikroorganisme B Atrophaeus sebesar 96,35, masker kain 69,42 persen, dan masker kain dua lapis 70,66 persen.
Jika melihat perbandingan ukuran diameter di mana mikroorganisme B Atrophaeus 10 kali lebih besar dari virus SARS-CoV-2, ada kemungkinan 30 persen atau lebih virus lolos memasuki saluran pernafasan ketika menggunakan masker kain.
Oleh karena itu, tidak cukup masker hanya ukuran pori yang kecil, tapi diperlukan lapisan aktif yang bersifat mematikan atau dapat memutus RNA virus dengan efektif pada masker.