Ketika Borobudur Dituduh Berhala Terbesar dan Daoed Dituding Kafir
Dan tak sedikit pasangan muda-mudi yang datang untuk memadu kasih. Maka tak ayal, di dinding candi yang penuh relief itu banyak goresan kenangan tanda cinta kasih. Lengkap dengan nama dan tanggalnya.
Maka wajar pula di sana banyak sampah. Mulai dari daun, kulit pisang, kertas pembungkus, puntung rokok, tongkol jagung hingga sisa-sisa makanan.
Menurut info yang didapat Daoed, "kabarnya Borobudur baru dibersihkan bila akan ada kunjungan dari pembesar."
Malam itu Daoed Joesoef dan Adi Putera Parlindungan menikmati indahnya pancaran bulan purnama di puncak Borobudur.
"Seakan-akan tak ada lagi jarak antara langit dan bumi dan dari peleburan yang syahdu menjadi keseluruhan ini memancar makna kehidupan yang mencuat hingga ke dalam keabadian," begitu kesan Dooed dalam kunjungan pertamanya ke Borobudur, 1953.
Warisan Dunia
Antara 1968-1971, Daoed Joesoef sekolah di Sorbonne dan tinggal di Paris, ibukota Prancis.
Daoed rutin berkunjung ke UNESCO--lembaga pendidikan, keilmuan dan kebudayaan PBB yang berkedudukan di kota itu.