Ketika Tiba-tiba Terdengar Pengumuman dari Pilot Garuda
Sementara itu, Kepala Urusan (Kaur) Perencanaan Pemerintah Desa Balerante Jainu mengatakan, letusan Merapi kali ini yang paling terbesar jika dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Sebab, juga diikuti seperti getaran gempa hingga membuat kaca jendela bergetar.
Itulah yang membuat warga empat dusun di Balerante turun menuju balai desa. ”Tapi, setelah dianggap aman, berangsur-angsur kembali ke rumah. Kecuali yang lansia sampai sore sambil menunggu perkembangan Merapi selanjutnya,” jelasnya.
Bupati Klaten Sri Mulyani berkunjung langsung ke Balai Desa Balerante untuk menenangkan warga. Dia meminta mereka tidak panik meski harus tetap waspada. ”Terkait perkembangan Merapi, kita menunggu rekomendasi BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) dan BPBD seperti apa,” jelasnya.
Sementara itu, kondisi psikologis anak-anak yang ikut mengungsi bersama orang tua masing-masing menjadi perhatian tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jogjakarta. Untuk itu, buat menghibur mereka, dihelatlah humanity food truck, lomba TPA (taman pendidikan Alquran), sekaligus distribusi paket pangan.
Lokasinya dipilih di Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman. Desa tersebut memang disiapkan ACT sebagai integrated community shelter (ICS).
”Peserta yang hadir ialah mereka yang beberapa tahun terakhir pernah merasakan pahit dan getirnya erupsi Merapi,” jelas Koordinator Lapangan ACT Jogjakarta Dani kepada Jawa Pos Radar Jogja.
Dani menambahkan, ICS merupakan hunian tidak tetap untuk menampung sementara para pengungsi Merapi. Sambil menunggu keadaan kondusif dan rumah mereka siap kembali ditempati.
”Setelah letusan freatik Merapi, banyak dari mereka yang harus mengungsi ketika malam dan kembali ke rumah masing-masing ketika pagi sampai sore,” tuturnya. (*/c10/ttg)