Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ketua DPR: Isra Miraj, Memperingati Sebagai Perjalanan Suci

Senin, 24 April 2017 – 11:48 WIB
Ketua DPR: Isra Miraj, Memperingati Sebagai Perjalanan Suci - JPNN.COM
Setya Novanto. Foto: humas dpr

jpnn.com, JAKARTA - Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu

Peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad Saw mengingatkan kita pada perjalanan ritual beliau yang terjadi sekitar tahun ke-10 kenabiannya. Perjalanan ini pun sangat spesial dan luar biasa, dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha, lalu ke langit ke-7 (sidratul muntaha).

Dalam rangkaian itulah, kita mengenang dan memperingatinya sebagai perjalanan suci. Mengenangnya sebagai momentum penting kenabian dan hikmah keagamaan. Di tahun-tahun yang penuh ujian dan cobaan, Nabi Muhammad Saw diberi kesempatan untuk bertemu Allah SWT tuhannya.

Dengan demikian, kita bisa mengambil pelajaran dan tauladan, bahwa seberat apapaun ujian dan cobaan yang kita terima, hanya kepada Allah SWT, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa lah kita menyerahkan harapan. Serumit dan sekompleks apapun masalah, persoalan serta cobaan dalam hidup ini, harus kita hadapi dengan usaha semaksimal mungkin, dan tak lupa kita serahkan kepada Allah SWT hasil akhirnya.

Peristiwa Isra' dan Mi'raj menunjukkan bahwa segala aktivitas keduniaan kita selalu mengarah pada sebentuk pengabdian kepada Yang Maha Kuasa. Segala daya dan upaya kita tidak akan berarti apa apa tanpa pertolongan dan petunjuk-Nya.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perjuangan yang sedang kita tempuh demi membangun bangsa dan negara ini, hanya kepada Allah SWT lah kita berserah diri.

Saat ini, bangsa Indonesia bekerja dan berjuang dalam rangka mewujudkan program-program dan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada rakyat banyak. Melalui desain Nawacita, pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat.

Kita sangat menyadari, dibutuhkan perjuangan, kerja keras dan pengorbanan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Setelah itu, kita serahkan segala usaha dan ikhtiar kita kepada Allah SWT, kepada Tuhan Yang Maha Esa Sang Penerima Doa dan Harapan. Sebab, apapun yang kita cita-citakan tanpa bersandar kepada-Nya tidak akan memiliki nilai ibadah.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News