Ketua MPR: Berkat NU Indonesia Eksis sebagai Bangsa
Rabu, 12 September 2012 – 20:11 WIB
Tapi, bagaimana kehidupan berbangsa saat ini?, La Ode menyontohkan, Gubernur DKI Jaya Fauzi Bowo pernah menjadi Ketua PW NU Jakarta, namun perilaku politiknya menyimpang dari prinsip-prinsip perjuangan NU dan telah mencederai nilai kebangsaan dan demokrasi ketika harus berebut kekuasaan kembali dalam kampanyenya yang sarat dengan muatan SARA.
“Fenomena etnisitas dan SARA itu bukan wahana demokrasi, melainkan politik yang dijalankan oleh otoritarianisme dan oligarki kekuasaan, yang mengabaikan idealisme dan demokrasi itu sendiri. Jadi, tak ada demokrasi dalam partai saat ini. Elit hanya memanipulasi rakyat, membunuh dan menyingkirkan yang berbeda dan rakyat dipaksa untuk memilih calon pemimpin yang tak pantas dipilih,” tegas La Ode.
Lebih parah lagi semua proses politik untuk menduduki hampir semua jabatan dan kekuasaan saat ini dengan money politics; dari Pilpres, Pilkada dan struktur birokrasi. Sementara pemimpin negeri ini hanya mengutamakan pencitraan, dan itu berarti kehadirannya bukan untuk rakyat, melainkan untuk dirinya sendiri.