Kiat Pedagang di Tempat Wisata Bertahan di Masa Pandemi Covid-19
Dia menceritakan, kiatnya bertahan adalah dengan terjun langsung mulai dari memasak hingga marketing. Zubaedah hanya dibantu anaknya.
Sebelum COVID-19, dia punya 4 sampai 8 karyawan. Punya juru masak sendiri dan menjadi bos kecil. Begitu badai COVID-19 menghantam, berubah 180 derajat.
"Awalnya saya kurangi satu karyawan. Eh enggak ada perubahan ekonomi, akhirnya semua saya rumahkan. Cuma saya bilang insyaallah kalau ekonomi membaik di Januari 2021 saya ajak lagi,' terangnya.
Kiat lainnya, Zubaedah menawarkan paket promo dan peningkatan service kepada pengunjung. Dia tahu banyak pengunjung takut makan di tempat karena COVID-19. Untuk itu dia melayani pesan antar. Artinya, pengunjung bisa makan di tempat yang dianggapnya nyaman dan aman.
Zubaedah tidak mengeluh kalau harus mengantar makanan di lokasi yang jarak sekitar 1 kilo lebih dari tempat dagangannya.
Perempuan berkacamata ini juga tak malu-malu menawarkan promo paket makanan murah tanpa pengunjung jauh-jauh mengambil pesannya.
Cara ini rupanya jitu juga. Terbukti Zubaedah masih bisa membayar sewa tempat dagangan ke pengelola TMII.
"Sewanya tetap Rp 20 juta per tahun, enggak ada pengurangan. Alhamdulillah masih bisa ketutup meski saya harus kerja lebih keras. Jadi juru masak, nawarin makanan sampai mengantar pesanan," terangnya.