King...I am Liem Swie King (1)
Dua kakak perempuannya itu pebulutangkis nasional di era Minarni dan Retno Kustiyah.
Saban hari sepulang sekolah King bermain di sudut ruang kosong toko Tek Hong (kemudian ganti toko Tri Hesti), di Jl. Sunan Kudus, No.27, Kudus, Jawa Tengah. Salah satu toko sepeda terbesar di Kudus itu milik papanya, Ng Thian Poo.
Bila toko sepi dia main dengan Bo Hin, pegawai papanya.
Usia 12 tahun dia mulai sering diajak papanya main di tanah kosong belakang rumahnya. Saat itulah dia pertamakali punya raket. Merknya Supra buatan Klaten. Menurut King, senarnya dari tali pancing ikan.
"Papa sering mengajak teman-temannya yang berusia 40-an tahun bertanding denganku. Hampir setiap hari. Dan aku sering kalah karena fisikku belum kuat. Maklum, usiaku masih 12-13 tahun," katanya.
Turnamen
Pada 1971, perusahaan Djarum membentuk klub PB Djarum. Diajak kakak iparnya yang pegawai Djarum, King bergabung sabagai salah satu anggota pertama. Dia pun mulai ikut berlaga di sejumlah turnamen.
Usia 15 tahun King menjuarai tunggal putra bulutangkis tingkat yunior se-Jawa Tengah di Magelang, 1972. Disusul juara Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia atau POPSI se-Jawa Tengah. Kemudian juara tunggal putra di bawah umur 18 tahun yang memperebutkan piala Gubernur Jawa Tengah.