Kisah Anak-Anak Panti Korban Sodomi Jadi Pelaku Sodomi Berjamaah (3)
Elvita memberi kebebasan kepada semua kerabatnya untuk mengasuh anak tersebut. Terlebih dengan posisi panti asuhan tersebut berada tepat di depan rumah kediaman mereka. Pintu masuk panti asuhan itu sekaligus menjadi pintu masuk kediaman Elvita.
Selain 'tradisi' saling menyodomi, lingkaran kekerasan fisik juga sudah melembaga di Panti Rizki Khairunnisa. Seperti halnya sodomi, anak-anak asuh juga menganggapnya sebagai hal biasa.
Tim relawan sosial yang diutus melakukan survei sebelum penggerebekan oleh polisi menuturkan, ketika mereka datang, ada sejumlah anak bermain pukul-pukulan dengan gagang sapu. Mereka tertawa-tawa seakan sudah biasa mendapatkan hal itu.
Para pengasuh di LKSA Permate juga mengaku mengetahui hal tersebut. Hampir semua anak bercerita pernah dipukul dengan gagang sapu. Terkadang, dengan hanger atau gantungan baju. "Si Ra itu sering dipukul tuh sama gagang sapu," cerita satu pengasuh di LKSA Permate.
Muhammad Syaltut, psikolog Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BPPPA-KB) Kota Batam, pernah melakukan konseling pada anak-anak tersebut. Mereka mengaku, pemukulan itu hadiah lantaran mereka berisik. Atau mereka enggan mencium kaki puang (Elvita) sebelum makan.
"Ada yang cerita sering dimarahi. Disuruh nyuci tak mau, dipukul," katanya.
Syaltut menemui anak-anak itu setelah mereka berada di LKSA Permate. Sekitar, dua atau tiga hari setelah hari evakuasi. Ia melakukan konseling hingga satu hari penuh.
Sebagian besar pandangan anak memancarkan ketakutan. Dan ketakutan itu sudah terpendam sejak lama. Hanya saja, mereka tak mampu berbuat apa-apa. Akhirnya hanya bisa diam.