Kisah Brian Handika, Honorer Menyambi Loper Koran, Menang Pilkades
Aan sadar banyak manfaat yang dirasakan sejak menjadi loper koran. Meskipun, dua tugas ganda itu cukup menyita energinya. Apalagi, jalan yang dikitari setiap harinya berupa tanjakan dan turunan terjal.
Medan paling esktrem saat harus menjangkau sekolah di Desa Bedrug yang melewati jalan makadam pegunungan. Jaraknya 13 kilometer dari rumahnya. ‘’Sebelumnya jarang baca koran, sejak jadi loper tiap hari selalu update informasi,’’ sambungnya.
BACA JUGA: Prof Eddy Hiariej Berani Ungkap Identitas Hakim Saldi Isra, Hahaha
Aan baru berhenti menjadi loper koran saat mulai disibukkan agenda pilkades. Sejak pencalonan April lalu, dia tak lagi melakukan ‘’olahraga’’ ke 39 sekolah setiap paginya. Sampai kini telah dilantik menjadi kades, keinginannya untuk mengantarkan koran masih besar. ‘’Saya pernah kehujanan dan koran harus dikeringkan sebelum diantarkan ke pelanggan,’’ kenangnya.
Sebagai nahkoda desa, Aan bersiap mengembangkan pemberdayaan masyarakatnya. Sekaligus mengedukasi tentang pentingnya transparansi anggaran. Semangat itu telah ditanam sebelum mencalonkan diri sebagai kepala desa. *** (fin)