Kisah dari 3 Penyintas COVID-19, Terpapar Karena Lalai, Keringat Bercucuran
Setelah diketahui positif COVID-19, Werry langsung dirawat di Semen Padang Hospital selama dua minggu.
Hari pertama hingga hari ketiga dirawat, merupakan hari yang paling berat bagi dirinya, karena keringat terus bercucuran dan badan makin panas, makan tidak begitu bernafsu, tidur susah, dan sering berhalusinasi dengan kondisi dipasang infus.
Kendati begitu, ia terus berjuang untuk sembuh dari COVID-19 dengan berserah diri dan memperbanyak zikir.
"Tujuan saya dirawat hanya untuk sembuh. Jadi saya berzikir dan berserah diri kepada Allah. Berserah diri itu adalah bagian yang penting bagi saya selama menjalani perawatan. Jadi saya terus berzikir. Pagi, sore dan malam saya berzikir. Sekarang saya terbiasa berzikir," ujarnya.
Di hari keempat, ketika infus yang terpasang di tangannya sudah dilepas, ia pun pergi jalan-jalan ke lantai 4 dan di sana ketemu banyak orang sesama pasien COVID-19. Dan tentunya, pertemuan dengan banyak pasien tersebut membuat semangatnya bangkit untuk sembuh dari COVID.
Selain berzikir dan berserah diri, yang terpenting selama dirawat adalah berinteraksi dengan banyak orang. Jadi, kesempatan keluar dari ruang perawatan dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan banyak orang.
"Karena dengan berinteraksi itu, pikiran saya menjadi tenang. Jadi, ada dua yang harus disehatkan selama positif COVID-19, yaitu fisik dan pikiran," katanya.
Terkait dengan pengalaman sebagai pasien COVID-19 yang dialaminya, Werry berpesan tetap waspada, jangan lalai dan patuhi protokol kesehatan.