Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Hebat Seorang Polisi

Sabtu, 13 Februari 2016 – 00:06 WIB
Kisah Hebat Seorang Polisi - JPNN.COM
Bripka Junaidin, personel Polsek Rasanae Barat, Kota Bima, bersama dengan anak-anak dan pembimbing pondok pesantren Al Fathul Alim, ponpes yang dia dirikan sendiri di desa Songgela, kota NTB, Rabu (10/2) lalu. Foto: Tri Mujoko Bayuaji/Jawa Pos

Junaidin membagi dua kelompok membaca Alquran itu. Para santri lelaki berada di dekat mimbar, di bagian belakang terdapat para santri perempuan. Tiap kelompok didampingi dua pengajar. 

Kain pembatas antara santri laki-laki dan perempuan juga masih seadanya. ”Para pengajar itu baru tahun 2016 ini ada. Sebelumnya, saya sendiri yang ngajar,” terang Junaidin. 

Di ponpes itu, ada tiga bangunan lain. Di dekat pintu pagar yang terbuat dari bambu, ada sebuah rumah yang tampaknya akan menjadi tempat para pengajar ponpes. Di depan musala, ada ruang kelas yang dibagi menjadi tiga bagian yang masih setengah jadi. 

Satu bagian digunakan untuk kantor para pengajar. Sedangkan dua bagian lain, masing-masing digunakan untuk santri lelaki dan perempuan. Jangan bayangkan semua bangunan ponpes itu dibangun dengan kualitas rapi. Untuk tembok saja, terlihat lekuk-lekuk dengan kualitas seadanya. ”Wajar saja bengkok-bengkok, orang saya bangun sendiri, ha ha ha,” kata Junaidin.

Selama enam tahun membangun ponpes, Junaidin mengatakan bahwa baru sekali ada perwakilan pemerintah setempat yang datang untuk melihat. Orang itu adalah A Rahman Abidin, wakil wali kota Bima saat ini. 

Junaidin mengaku tidak pernah meminta-minta bantuan dinas untuk membangun ponpes. ”Karena menurut saya, semua rezeki itu dari Allah. Ya biarkan saja mereka yang mau datang ke sini bukan atas permintaan saya, tapi dituntun oleh Allah,” ujarnya, lalu tersenyum. 

Junaidin juga mengatakan, pernah ada seorang perwira jenderal polisi yang ingin memberinya uang Rp 13 juta untuk membantu membangun ponpes. Namun, Junaidin tidak mau serta-merta menerima. 

”Ya, kan ponpes ini isinya anak-anak yang mau hafal Alquran, mau jadi hafiz. Saya tidak mau sembarangan terima, kecuali memang betul dari jerih payah sendiri,” ucap dia. (*/c11/ttg)

JUNAIDIN tergerak membangun pesantren ketika angka kriminalitas di Bima meningkat. Sebelum tahun ini, dia harus mengajar sendiri seluruh santrinya. 

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close