Kisah Ibu yang Paksa Anak dan Pacarnya Datangi Dukun Aborsi, Padahal Masih SMA
FA yang sudah berada di dalam kompleks makam tersebut kemudian didekati Sulistiyono. Ketika itu, FA membawa tas abu-abu. "Dia bilang mau mengubur ari-ari," tutur Sulistiyono.
Pengakuan FA tidak lantas membuat Sulistiyono dan Totok percaya. Keduanya memaksa FA melihat isi tas tersebut. "Kami terpaksa merebut tas itu. Dia (FA) langsung tampak gemetar," ujar Totok.
Begitu tas dibuka, mata dua warga itu terbelalak. Mereka melihat sesosok janin yang ukurannya nyaris sempurna.
Janin bayi tersebut sudah dibalut kain kafan secara rapi. Bagian mata, hidung, dan telinganya juga sudah ditutup kapas.
Kepala janin juga terlihat menghitam lebam. Totok menduga, warna lebam itu disebabkan kepala bayi ditarik keluar secara paksa dari rahim ibunya. "Kami langsung panggil polisi dan warga lainnya," kata Totok.
Malam itu juga, FA dan DR diamankan warga setempat. Saat ditangkap, DR meminta warga untuk mengizinkannya pulang. Dia mengaku tidak tahu bahwa sang kakak hendak menguburkan janin.
DR kemudian pulang ke rumahnya di Jalan Simorejo Timur untuk memberi tahu ibunya.
Sri Kustianingsih akhirnya juga mendatangi warga yang sedang berkumpul di sekitar kompleks makam. Dia turut diamankan warga sembari menunggu polisi datang.