Kisah Kusdrajat, Pegawai Setia PT INKA
Senin, 25 Maret 2013 – 06:25 WIB
![Kisah Kusdrajat, Pegawai Setia PT INKA Kisah Kusdrajat, Pegawai Setia PT INKA - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/picture/watermark/20130325_051406/051406_324658_kusdrajat.jpg)
Kusdrajat, pegawai setia PT Inka. Foto: Yessy/JPNN
Dari training, Kus menyadari bahwa dunia pengelasan itu sangat luas, dan ternyata pengelasan mempunya ciri khas masing-masing. Seperti tata cara menerima pengelasan, area luasnya. "Saya sebagai karyawan dan wakil pembeli di sini (PT INKA), untuk mengecek apakah layak jual atau tidak. Kalau cacat ya gagal. Sangking lamanya di bagian pengelasan, saya bisa tahu kalau lihat hasil pengelasan. Di las kemana, miring atau pakai apa, berapa ketebalannya, itu saya bisa tahu," ungkapnya.
Pria kelahiran Bandung, Taman sari 19 Juli 1959 ini sudah merasakan pasang surut perusahaan. PT INKA dulu sudah hampir tiga kali mengalami pasang surut. "Tahun 1987 sempat pernah tidak ada orederan sama sekali, sempat nganggur dan sempat dipulangkan beberapa karyawan setengah hari kerja. Tapi akhirnya bisa bangkit, setelah PT INKA diharuskan membuat 20 gerbong ekonomi per tahun. Setidaknya itu bisa mengebulkan dapur kami," kisah bapak empat anak ini.
Di lain pihak, Kusdrajat menyesalkan sikap pemerintah yang kurang mensupport produk buatan anak negeri. "Kita seharusnya bangga punya industri seperti ini di wilayah Indonesia paling timur dan itu harus kita support. Kami masih membutuhkan peranan masyarakat dan pemerintah untuk membantu agar produk dalam negeri lebih berjaya," keluh Kus.