Kisah Para Turis tentang Kondisi Gili Trawangan Pascagempa
Salah satu turis asal Italia, Fransisca mengaku berada di Gili Trawangan saat gempa besar melanda. Warga Roma itu pun ketakutan jika gempa itu diikuti tsunami.
Menurutnya, setiap orang yang saat itu berada di pantai langsung menuju bukit begitu alarm peringatan tsunami berbunyi kencang. "Semuanya hancur dan panik. Pagi itu penuh turis di pulau itu tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan,” kenangnya.
Hingga akhirnya tim evakuasi datang. “Lalu kami dievakuasi menggunakan boat dan menuju kapal menggunakan tali di tengah laut," katanya.
Sedangkan salah satu warga Aljazair, Walid Muqadinnah menuturkan, listrik di Gili Trawangan langsung padam. Tak ada makanan dan minuman.
Bahkan, hotel tempat Walid menginap juga hancur. Setelah dievakuasi, dia memilih segera kembali ke negaranya.
Sedangkan turis asal Denmark, Sourn Persin dan pasangannya Andimeda Peeski menceritakan tentang upayanya bertahan hidup dengan mengambil makanan di toko yang ditinggal pemiliknya. Mereka merasa sangat gila saat itu dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Derita juga dialami turis domestik. Ada 46 turis asal Jakarta yang terpaksa meninggalkan barang-barang mereka di hotel tempat menginap di Gili Trawangan yang telah runtuh.
Salah satu wisatawan asal Jakarta, Norman (26) mengaku datang ke Gili Trawangan dalam rombongan yang terdiri dari 198 orang. Saat gempa terjadi aliran listrik tiba - tiba mati.