Kisah Perempuan Dokter Hewan, Sejam di Perahu sambil Mengelus Harimau
Kemudian, pada 2014, dia bersama tim harus membius harimau yang sudah terlepas dari jerat. Jadilah Yanti dan tim harus mengintai harimau yang bersembunyi di dalam semak belukar tersebut.
Dengan risiko, merekalah yang justru diintai si raja hutan. Sebab, di luar si harimau yang diintai itu, ada dua harimau lain yang berkeliaran di hutan di Kabupaten Kaur tersebut.
’’Kami juga pernah berjalan diikuti harimau dalam jarak dekat saat penanganan konflik harimau di wilayah Bengkulu Utara,’’ ujar Yanti.
Adalah Born Free, film Inggris rilisan 1966, yang menumbuhkan kecintaan Yanti kepada satwa liar. Film tersebut bercerita tentang sepasang suami istri warga Inggris yang merawat seekor singa sejak kecil sebelum kemudian melepaskannya kembali di Kenya ketika telah dewasa.
Nah, di antara semua satwa liar, harimau paling menarik perhatian Yanti. Selain karena bentuk fisiknya yang gagah, perilakunya sangat menarik. Perhatian khusus itu kemudian membulatkan tekad Yanti untuk menjadi dokter hewan.
Sejak 2002, Yanti tercatat menjadi relawan dokter hewan di Pusat Penyelamatan Satwa Petungsewu di Malang, Jawa Timur. Kemudian, dia ditunjuk menjadi koordinator medis sampai Maret 2004.
Tugasnya adalah menangani satwa liar hasil penyitaan dari perdagangan ilegal, pemeliharaan ilegal, serta perburuan di wilayah Jawa Timur dan Bali, lalu merehabilitasi dan melepasliarkannya kembali.
Mulai 2004, dia pindah ke Sumatera dan menjadi dokter hewan di BKSDA Bengkulu hingga saat ini. ’’Selain itu, saya pernah menjadi konsultan medis untuk rehabilitasi orang utan sumatera di Frankfurt Zoological Society di Jambi pada 2005 sampai 2009,’’ jelas Yanti yang selain harimau juga pernah menangani gajah sumatera serta orang utan itu.