Kisah Perjuangan WNI Penderita Kanker di Australia
Selasa, 04 Februari 2020 – 23:59 WIB
Photo: Foto Ratna (kanan) bersama ibunya, Sonja dua tahun sebelum Ratna didiagnosa kanker payudara di tahun 2008. (Supplied: Ratna Sari Tjiptorahardjo)
Namun, Ratna merasa beruntung ada di Australia ketika didiagnosa kanker.
Keringanan biaya pengobatan dan penanganan dokter yang berbasis kerjasama menjadi nilai tambahan baginya.
"Tapi kalau soal biaya dan pengobatan, puji Tuhan saya mengalaminya di sini karena banyak ditanggung pemerintah," kata dia.
"Di sini [Australia], dokternya bekerjasama. Misalnya onkologi dengan ahli bedah, radiolog dan dokter umum punya data saya dan selalu berdiskusi [tentang pasien]."
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wika, yang mengatakan bahwa sistem kesehatan Australia lebih baik dari Indonesia.
"Kadang-kadang saya dan suami bersyukur karena Ramos terdiagnosa di Australia," kata dia.
Photo: Ramos Binar Situmorang dinyatakan sembuh dari kanker di awal tahun 2018. (Supplied: Angela Wika)