Kisah Pilu Relawan Syria: Ketegaran Pupus di Depan Mayat Ibu
Setelah itu, Samir mendapati tubuh sang ibu yang bersimbah darah. Perempuan 80 tahun tersebut tak lagi bernyawa.
”Hati saya hancur. Saya pernah nyaris kehilangan ayah saya sekitar dua tahun lalu, saat saya menemukannya dalam kondisi parah akibat serangan udara. Tapi, saat itu rasanya tidak seperti ini. Saya tidak sanggup kehilangan ibu saya,” papar Samir.
Kamis itu (1/2) Salim mengevakuasi jenazah ibunya. Sepanjang proses evakuasi, air matanya terus mengalir. Tiga adik lelaki Salim yang juga menjadi relawan White Helmets pun sangat berduka.
Mereka tidak menyangka akan mengevakuasi jenazah sang ibu. Namun, sebagai relawan di medan perang, bukan hanya Salim yang harus menghadapi pengalaman pahit seperti itu. (hep/c10/dos)