Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Preman Tobat, Pernah Dilempar ke Laut, Lolos Operasi Petrus

Selasa, 12 Mei 2015 – 06:00 WIB
Kisah Preman Tobat, Pernah Dilempar ke Laut, Lolos Operasi Petrus - JPNN.COM
Ketua DPD Gaza Indonesia H Aas Dani Hasbuna (kiri) dalam sebuah acara bersama Sekda Kabupaten Tasikmalaya H Abdul Kodir (berkopiah). Foto : UJANG NANDAR / RADAR TASIKMALAYA/JPNN

Aas pernah lima kali ditangkap aparat. Dia pun pernah diceburkan ke laut ketika akan menyebrang ke Palembang."Kena razia waktu itu, temen saya ada yang didor kakinya, tapi saya langsung diceburin ke laut dari atas kapal Feri," ujarnya.

Ketika dilempar ke laut, Aas langsung tak sadarkan diri. Ia terapung di lautan. Beruntung seorang nelayan berhasil menyelamatkannya.

Lantas dia gabung  teman-teman barunya asal Pulau Sumatera. "Makanya saya ikut geng bajak laut," jelasnya.

Sepak terjangnya mulai dikenal di kalangan preman. Namun sebagai manusia, dia ingin berubah. Dia sudah capek dan jenuh dengan apa yang digelutinya saat itu. Aas pun memutuskan pulang ke Tasikmalaya pada tahun 1983 atau tepatnya setelah Gunung Galunggung meletus.

Namun ketika pulang, Aas mendapatkan kejutan. Dia ditangkap aparat. Bahkan Aas masuk dalam target Operasi Petrus (Penembakan Misterius). Namun akhirnya ia pun dibebaskan karena tidak ada bukti yang kuat keterlibatanya dalam dunia preman.

"Seminggu saya ditahan. Namun pas malam Jumat saya ingat waktu itu, langsung dilepaskan," kenangnya.

Setelah kejadian tersebut, ia pun berikrar berhenti dari dunia premanitas. Apalagi Aas juga melihat kedua orang tuanya mendambakannya menjadi orang baik dan sukses. "Saya udah capek," ujarnya.

Pada tahun 1987, Aas menikah. Kini dia memiliki tujuh anak. Ia menjadi sopir hingga tahun 1996 tepatnya sebelum krisis moneter mencuat. Tepat pada kerusuhan tahun 1996 Tasikmalaya sangat tidak kondusif, preman-preman merajalela dan kekerasan ada di mana-mana.

AAS Dani Hasbuna atau akrab Kang Aas sudah puluhan tahun nyemplung di dunia keras premanisme Tasik, Bandung, Sumatera, Bali, dan wilayah lainnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News