Kisah Preman Tobat, Pernah Dilempar ke Laut, Lolos Operasi Petrus
Aas pernah lima kali ditangkap aparat. Dia pun pernah diceburkan ke laut ketika akan menyebrang ke Palembang."Kena razia waktu itu, temen saya ada yang didor kakinya, tapi saya langsung diceburin ke laut dari atas kapal Feri," ujarnya.
Ketika dilempar ke laut, Aas langsung tak sadarkan diri. Ia terapung di lautan. Beruntung seorang nelayan berhasil menyelamatkannya.
Lantas dia gabung teman-teman barunya asal Pulau Sumatera. "Makanya saya ikut geng bajak laut," jelasnya.
Sepak terjangnya mulai dikenal di kalangan preman. Namun sebagai manusia, dia ingin berubah. Dia sudah capek dan jenuh dengan apa yang digelutinya saat itu. Aas pun memutuskan pulang ke Tasikmalaya pada tahun 1983 atau tepatnya setelah Gunung Galunggung meletus.
Namun ketika pulang, Aas mendapatkan kejutan. Dia ditangkap aparat. Bahkan Aas masuk dalam target Operasi Petrus (Penembakan Misterius). Namun akhirnya ia pun dibebaskan karena tidak ada bukti yang kuat keterlibatanya dalam dunia preman.
"Seminggu saya ditahan. Namun pas malam Jumat saya ingat waktu itu, langsung dilepaskan," kenangnya.
Setelah kejadian tersebut, ia pun berikrar berhenti dari dunia premanitas. Apalagi Aas juga melihat kedua orang tuanya mendambakannya menjadi orang baik dan sukses. "Saya udah capek," ujarnya.
Pada tahun 1987, Aas menikah. Kini dia memiliki tujuh anak. Ia menjadi sopir hingga tahun 1996 tepatnya sebelum krisis moneter mencuat. Tepat pada kerusuhan tahun 1996 Tasikmalaya sangat tidak kondusif, preman-preman merajalela dan kekerasan ada di mana-mana.