KLHK Memperkuat Kesiapan SAR Bencana Alam dan Kecelakaan Hutan
jpnn.com, JAKARTA - KLHK menyadari pentingnya upaya antisipasi dan penanggulangan bencana alam maupun kasus kecelakaan khususnya yang terjadi di kawasan hutan di Indonesia.
Hal ini mengharuskan kesiapsiagaan petugas dan sinergi semua unit satuan kerja di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan kawasan hutan.
Untuk meningkatkan kompetensi SDM terutama petugas dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana dan kecelakaan dalam kawasan hutan, KLHK menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.80/MENLHK/SETJEN /KL.1/9/2016 tentang Standar Peralatan Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi Korban Bencana dan Kecelakaan di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Aturan ini sekaligus petunjuk pelaksanaan teknis berupa Peraturan Sekretaris Jenderal KLHK Nomor P.3/Setjen/Rokum/KKL.1/ 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencarian, Pertolongan, dan Evakuasi Korban Bencana dan Kecelakaan di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Menurut Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono, sampai tahun 2020 ini KLHK memiliki tenaga SAR sebanyak 89 orang dari 61 satuan kerja/UPT/KPH.
Para petugas ini tersebar di Ditjen KSDAE sebanyak 76 orang dari 48 satuan kerja (BKSDA dan Taman Nasional), Ditjen PDASHL sebanyak 7 orang, KPH sebanyak 4 orang dan Pusdiklat SDM LHK sebanyak 2 orang.
Tenaga SAR ini telah lulus mengikuti bimbingan teknis Jungle Rescue yang diselenggarakan oleh Pusat Keteknikan Kehutanan dan Lingkungan Sekretariat Jenderal KLHK bekerja sama dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Mereka juga telah ikut berperan aktif dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana dan kecelakaan di berbagai daerah.